إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ
الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ
يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-Taubah; 09 : 18)
Dari ayat tersebut diatas dapat diketahui ciri ciri orang yang mencintai dan memakmurkan masjid dalah ”orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian”.
Dengan imannya tersebut maka orang orang yang mencintai masjid itu merefleksikan keimanannya dengan:
- Tetap mendirikan shalat,
- Tetap menunaikan zakat,
- Tidak takut kepada siapapun selain Allah
Dengan kualifikasi seperti itu (memakmurkan masjid, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah), maka Allah mengatakan mereka itu termasuk orang orang yang mendapat petunjuk (muhtadiin).
Disamping hal tersebut diatas beberapa hadis juga mengemukakan keutamaan meramaikan masjid:
Dianggap Allah sebagai tetangga:
Nanti di hari kiamat, Allah bertanya kepada para malaikat: ”Mana tetangga-Ku?” Malaikat menyahut: ”Siapakah gerangan orang yang patut menjadi tetangga-Mu”. Allah menjawab: ”Dimana itu orang orang yang senang membaca Al-Quran dan orang orang yang suka meramaikan masjid?” (Hadis Qudsi Riwayat Abu Naim, dari Abi Sa’id)
Menghindarkan azab:
Sesungguhnya Aku ingin mengazab para penduduk bumi. Tetapi bila Aku melihat kepada para pengunjung masjid, dan orang orang yang memohon ampunan diwaktu malam menjelang fajar, maka Aku hindarkan azab Ku dari mereka” (Hadis Qudsi Riwayat Baihaqi dari Anas)
Menghapus Dosa dan Mangangkat Derajat:
Nabi SAW bersabda: ”Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban Allah (shalat), maka langkah-langkahnya yang satu dapat menghapus dosa, dan yang lain dapat mengakat derajadnya” (Hadis Riwayat Abu Hurairah ra)
Demikianlah, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan mencurahkan rahmat Nya kepada seluruh kaum muslimin. Dan memberi kita kemudahan untuk senantiasa meramaikan masjid dengan ikhlas karena Allah. Aamiin.
Subhanakalluhumma wabihamdika, rabbighfirli, waatubu ilaihi.
Dengan imannya tersebut maka orang orang yang mencintai masjid itu merefleksikan keimanannya dengan:
- Tetap mendirikan shalat,
- Tetap menunaikan zakat,
- Tidak takut kepada siapapun selain Allah
Dengan kualifikasi seperti itu (memakmurkan masjid, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah), maka Allah mengatakan mereka itu termasuk orang orang yang mendapat petunjuk (muhtadiin).
Disamping hal tersebut diatas beberapa hadis juga mengemukakan keutamaan meramaikan masjid:
Dianggap Allah sebagai tetangga:
Nanti di hari kiamat, Allah bertanya kepada para malaikat: ”Mana tetangga-Ku?” Malaikat menyahut: ”Siapakah gerangan orang yang patut menjadi tetangga-Mu”. Allah menjawab: ”Dimana itu orang orang yang senang membaca Al-Quran dan orang orang yang suka meramaikan masjid?” (Hadis Qudsi Riwayat Abu Naim, dari Abi Sa’id)
Menghindarkan azab:
Sesungguhnya Aku ingin mengazab para penduduk bumi. Tetapi bila Aku melihat kepada para pengunjung masjid, dan orang orang yang memohon ampunan diwaktu malam menjelang fajar, maka Aku hindarkan azab Ku dari mereka” (Hadis Qudsi Riwayat Baihaqi dari Anas)
Menghapus Dosa dan Mangangkat Derajat:
Nabi SAW bersabda: ”Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban Allah (shalat), maka langkah-langkahnya yang satu dapat menghapus dosa, dan yang lain dapat mengakat derajadnya” (Hadis Riwayat Abu Hurairah ra)
Demikianlah, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan mencurahkan rahmat Nya kepada seluruh kaum muslimin. Dan memberi kita kemudahan untuk senantiasa meramaikan masjid dengan ikhlas karena Allah. Aamiin.
Subhanakalluhumma wabihamdika, rabbighfirli, waatubu ilaihi.
0 komentar:
Posting Komentar